Pengganguran
Meskipun banyak jenis pengganguran yang muncul dalam perekonomian Indonesia, namun secara umum pengganguran akan lebih banyak member dampak yang kurang baik bagi kegiatan ekonomi Negara. Pengganguran akan memnyebabkan perekonomian berada kondisi di bawah kapasitas penuh, suatu kapasitas yang diharapkan. Pengganguran juga akan menyebabkan beban angkatan kerja yang benar benar produktif menjadi semakin berat, disamping secara social pengganguran akan menimbulkan kecenderungan masalah – masalah kriminalitas dan masalah social lainnya.
Sebelum lebih jauh kita bicarakan [engganguran, kita lihat terlebih dahulu komposisi penduduk Indonesia. Dari seluruh penduduk Indonesia, kita bagi dalam penduduk usia kerja (PUK) , yakni penduduk yang memiliki usia pantas kerja yakni antara 15 tahun sampai dengan 65 tahun. Meskipun pada kenyataan nya, seperti Negara berkembang lainnya, penduduk dengan usia di bawah 10 tahun pun telah bekerja, sedangkan secara umum penduduk di luar usia kerja tersebut dinamakan penduduk di luar usia kerja (PDUK), yakni balita dan manula. Dari PUK masih dibagi dengan angkatan keja (AK) dan bukan angkatan kerja (BAK). AK adalah mereka yang memiliki usia kerja yang seharusnya sedang bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Sedangkan BAK adalah mereka yang secara usia berada dalam kelompok usia kerja, namun karena keadaan dan kondisi tertentu yang membuat mereka belum dapat bekerja, yakni para pelajar, ibu rumah tangga , dan mereka yang menderita cacat. Kelompok AK selanjutnya dibagi menjadi kelompok bekerja (B) dan yang tidak bekerja (TB). Kelompok TB inilah yang benar – benar merupakan pengganguran, karena mereka berada dalam usia kerja, dan mereka tidak mencari ilmu, tidak juga seorang ibu rumah tangga , maupun cacat, namun tidak bersedia kerja. Inilah yang kemudian menjadi beban masyarakat. Sedangkan kelompok kerja adalah angkatan kerja yang benar – benar bekerja dan dibagi dalam bekerja penuh (BP) dan setengah bekerja (SB) . yang dimaksud dengan bekerja penuh adalah angkatan kerja yang memiliki jam kerja standar (7-8 jam kerja sehari). Sedangkan setengah bekerja, adalah angkatan kerja yang hanya bekerja kurang dari jam kerja standar. Mungkin disebabkan system kerja shift yang diterapkan oleh perusahaan. Setengah bekerja ini sendiri masih dibagi menjadi setengah bekerja kelihatan dengan setengah bekerja yang tidak kelihatan.
Adapun jenis – jenis oengganguran yang dapat disebutkan diantarannya adalah :
1. Pengganguran Friksionil, yakni pengganguran yang terjadi karena seseorang memilih menggangur sambil menunggu pekerjaan yang lebih baik, yang meberikan fasilitas dan keadaan yang lebih baik.
2. Pengganguran Struktural, yakni pengganguran yang terjadi karena seseorang diberhentikan oleh perusahaan, karena kondisi perusahaan yang sedang mengalami kemunduran usaha, sehingga terpaksa mengurangi tenaga kerja.
3. Pengganguran teknologi, adalah pengganguran yang terjadi jika karena mulai digunakan teknologi yang mengantikan tenaga manusia. Seringkali pengganguran ini terjadi karena kemampuan dan keahlian pekerja yang tidak bisa menyesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
4. Pengganguran Siklinal, yakni pengganguran yang terjadi karena terjadinya pengganguran tenaga kerja yang secara menyeluruh.
5. Pengganguran musiman, yakni pengganguran yang terjadinya dipengaruhi oleh musim, jenis pengganguran ini sering terjadi para sector ikan bahwa seseorang tersebut pertanian.
Pengganguran Tidak kentara, yakni p engganguran yang secara fisik dan sepintas tidak kelihatan, namun secara ekonomi dapat dibuktikan bahwa seseorang tersebut sesungguhnya menggangur.
0 komentar:
Posting Komentar